Inilah Ulasan 6 Mitos Paling Umum Tentang Gula

Mitos-mitos Tentang Gula

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentunya mengandung gula, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Tentunya gula sangat memiliki peran dalam tubuh. Tak jarang, banyak mitos-mitos tentang gula yang beredar dan mungkin selama ini lebih dipercaya.

Gula merupakan salah satu jenis karbohidrat yang dapat larut, terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Gula sederhana atau disebut juga monosakarida yang paling sering dikonsumsi dalam bentuk glukosa dan fruktosa. 

Gula pasir adalah gula lebih kompleks, atau disakarida, yang dikenal sebagai sukrosa, yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Selama pencernaan, tubuh memecah disakarida menjadi monosakarida (glukosa+fruktosa).

Secara struktur kimia, tentunya tidak didapatkan informasi mengenai pengaruhnya. Tapi tentu memiliki efek yang buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebih.

Berikut adalah ulasan mengenai mitos-mitos tentang gula 


Mitos tentang gula


1. Gula bersifat adiktif (candu)

Beberapa ahli meyakini bahwa gula merupakan suatu komponen yang adiktif atau menyebabkan ketergantungan/candu, seperti pernyataan dalam sebuah review pada tahun 2017 :

Data penelitian pada hewan telah menunjukkan adanya tumpang tindih yang signifikan antara konsumsi gula tambahan dan efek seperti obat, termasuk makan berlebihan, keinginan, putus zat, toleransi, ketergantungan, dan efek opioid.

Walaupun demikian, studi tersebut hanya pada fokus penelitian terhadap hewan. 

Dr. Dominic M. Dwyer dari Fakultas Psikologi Universitas Cardiff  menjelaskan, 

Meskipun terjadi pada beberapa orang, perilaku seperti ketergantungan terhadap gula dan makanan lain hanya pada sebagian kecil orang yang mengalami obesitas saja. Kita harus ingat bahwa gula dapat mendorong perilaku konsumsi makanan berlebihan di samping adanya potensi ketergantungan.

Saat ini memang belum ada penelitian spesifik bahwa gula dapat menyebabkan kecanduan, walaupun memang secara psikologi, gula dapat menyebabkan rasa senang yang dimediasi melalui otak.

Walaupun tidak memiliki bukti kuat akan sifat adiktif, tentunya hal itu tidak membuat gula terlepas dari hubungan dengan masalah kesehatan.


2. Gula membuat anak hiperaktif

Ini mungkin mitos yang muncul karena makan permen menyebabkan anak-anak menjadi terlihat lebih aktif. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendasari hiperaktifitas pada sebagian besar anak-anak.

Sebuah  studi tahun 1995 yang merupakan gabungan dari 23 penelitian memberi kesimpulan:

"Analisis dari berbagai studi yang dilaporkan sampai saat ini menemukan bahwa gula (terutama sukrosa) tidak mempengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak-anak."


3. Gula menyebabkan diabetes

Satu mitos yang paling terkenal dimasyarakat adalah gula menyebabkan diabetes. Sebenarnya, tidak ada hubungan langsung antara diabetes dan gula. Mungkin persepsi itu timbul karena secara internal ada hubungan antara kadar gula darah dan diabetes.

Mungkin perlu membaca lagi mengenai apa itu diabetes, penyebab dan faktor risikonya.

Tentunya hal yang paling pasti adalah pada diabetes semakin tinggi kadar gula darah maka akan semakin memperburuk keadaan.

Obesitas merupakan faktor risiko diabetes tipe 2, dan mengonsumsi gula dalam jumlah lebih tinggi dari biasanya  memang meningkatkan kemungkinan berkembangnya obesitas. Namun, perlu digaris bawahi bahwa gula bukanlah penyebab langsung diabetes tipe 2.


4. Hindari buah saat diet

Buah-buahan tentunya enak, apalagi sebagian besar buah memiliki rasa yang manis karena kandungan gula alami. Tapi beberapa orang percaya bahwa konsumsi buah dihindari dalam diet untuk menjaga berat badan ideal.

Hal tersebut tentunya hanya mitos. Buah-buah juga mengandung banyak komposisi yang menyehatkan, seperti vitamin dan serat.

Suatu  penelitian tentang buah mangga yang dibekukan menyimpulkan :

"konsumsi buah tidak berdampak negatif terhadap berat badan, tetapi memberikan efek positif pada glukosa darah puasa." 


5. Jangan konsumsi gula saat diet

Karena kita tahu mengonsumsi gula berlebih berdampak buruk bagi kesehatan, maka masuk akal untuk mengurangi konsumsi gula kita. Namun, tidak perlu menghilangkan gula dari konsumsi harian.

Seperti yang kita sebutkan di atas, buah-buahan tentunya mengandung gula, dan bermanfaat bagi kesehatan, jadi menghentikannya dari makanan kita akan menjadi tidak produktif karena kekurangan energi.


6. Gula menyebabkan kanker

Berdasarkan rumor tersebut, sebagian besar peneliti tidak percaya gula  dapat secara langsung menyebabkan kanker.

Sel kanker memiliki pertumbuhan yang cepat, artinya sel kanker membutuhkan banyak energi, yang dapat disediakan oleh gula. Inilah penyebab utama dari mitos tersebut.

Secara umum semua sel membutuhkan gula untuk nutrisi, dan sel kanker juga membutuhkan nutrisi lain untuk bertahan, seperti asam amino dan lemak, jadi tidak semua tentang gula. Menurut Cancer Research UK :

Tidak ada bukti bahwa melakukan diet bebas gula dapat menurunkan risiko terkena kanker, ataupun meningkatkan peluang untuk bertahan hidup jika didiagnosis kanker.

Seperti diabetes, ada perbedaan pada tingginya asupan gula memiliki kaitan dengan penambahan berat badan, sementara kelebihan berat badan dan obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

Meskipun gula tidak secara langsung menyebabkan kanker, jika seseorang mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi hingga menyebabkan obesitas, risiko kanker pun meningkat

Peneliti lain menemukan hubungan antara asupan gula dengan kanker endometrium dan kanker kolon. Namun, sampai saat ini hubungan langsungnya belum memiliki dasar penjelasan yang kuat.



Seperti semua hal dalam hidup, kesederhanaan adalah kuncinya. Dengan demikian, minuman manis, seperti soda, memiliki hubungan dengan beberapa konsekuensi kesehatan yang negatif, termasuk kerusakan ginjal, penuaan sel, patah tulang pinggul, obesitas, diabetes tipe 2, dan banyak lagi.

Intinya dalam menjaga kesehatan tubuh, kesederhanaan menjadi kuncinya.

Perlu diingat, banyak produk  yang mengandung banyak gula seperti jenis soda, memiliki hubungan terhadap penyakit seperti gagal ginjal, penuaan sel, obesitas, diabetes tipe 2 dan lain-lain.


Posting Komentar untuk "Inilah Ulasan 6 Mitos Paling Umum Tentang Gula "